Taman mulai menjadi kebutuhan sekunder pada masa sekarang. Setiap
rumah idealnya memiliki halaman yang diatur dan dihias sedemikian rupa
dengan soft element dan hard element sehingga
menciptakan pemandangan yang cantik dan menyejukkan pandangan orang yang
melihatnya. Orang-orang dengan pendapatan tinggi pun tidak segan-segan
merogoh kocek yang tidak sedikit untuk merombak rumah elite-nya dengan
sentuhan taman luas yang bernilai seni dan keindahan.
Lalu jika kita tetap ingin membuat taman, bagaimana menyiasati halaman rumah kita yang tidak terlalu luas? Atau kita hanya tinggal di apartment yang hanya bermodalkan balkon kecil? Mungkin taman mini dalam pot menjadi salah satu solusi untuk tetap tampil alami dan menarik dengan keterbatasan ruang terbuka yang kita miliki.
Apa itu taman mini? Sebagian orang menyebutnya dish-plant, atau dish garden, adalah taman kecil yang dibuat di dalam pot dengan memadukan elemen-elemen yang (juga) berkukuran kecil namun tidak kehilangan unsur artistiknya. Kelebihan taman mini ini selain dapat dipindah-pindah, juga lebih mudah dalam perawatan (karena kecil dari segi kuantitas), dan dapat dijadikan sebagai indoor garden dalam rumah kita. Namun ketelitian dan ketekunan tetap menjadi kunci utama keberhasilan taman ini, orang yang tidak mampu bekerja dengan sesuatu yang detail tidak akan mampu merawat, apalagi membuat taman mini ini, hehehehhee….
Dengan sedikit bekal selama kuliah di program hortikultura, berikut saya akan berbagi pengalaman cara membuat mini garden ini. Bahan yang digunakan digolongkan menjadi 4 besar yaitu: pot, medium, tanaman dan batuan/hiasan.
Pot, umunya yang yang digunakan sebagai taman mini adalah pot yang permukaannya luas dan tidak terlalu dalam, pot tipe seperti ini umumnya digunakan untuk tanaman bonsái. Bahan pot yang digunakan bisa apa saja, tetapi umunya semen dan keramik. Sedangkan ukuran dan warna bisa disesuaikan dengan selera dan kebutuhan, ini tergantung bagaimana kita memadupadankan warna pot , tanaman, dan lingkungannya. Saya sendiri lebih senang memilih pot keramik berwarna gelap.
Medium, atau media tanam, terdiri dari kompos atau media tanam siap pakai. Jika kita malas membeli, kita bisa mengambil tanah di halaman yang di campur tanah bekas bakaran sampah hijau. Kelebihan media tanam siap pakai biasanya jauh dari penyakit. Pecahan arang juga perlu sebagai media di bagian dasar pot, selain mendukung aerasi dan draenasi, sifat arang yang menyerap racun sangat bagus untuk kestabilan media tanam.
Tanaman, nah bagian ini merupakan inti dari taman mini, pemilihan tanaman sangat penting untuk menciptakan taman yang berkarakter dan berumur panjang. Jenis tanaman yang digunakan umunya adalah tanaman sukulen (tanaman yang menyimpan air dan kuat terhadap kekeringan), seperti agave, kaktus, Haworthia, Jenis cocor bebek, sansivieria, adhenium, dll. Tanaman seperti paku-pakuan, lumut, tanaman air, dan tanaman berdaun kecil umumnya dapat juga digunakan. Saya biasanya memilih persamaan sifat kebutuhan air dalam memilih tanaman dalam satu taman, tanaman sukulen biasanya tidak memerlukan banyak air dan memiliki pertumbuhan lambat sehingga bisa dipadupadankan dengan sesama sukulen. Sedangkan tanaman paku , tanaman “banyak air” atau tanaman air bisa dipadukan dalam satu pot. Hal ini nantinya mempermudah perawatan dan penyiraman.
Batu dan Hiasan, batu apa saja bisa digunakan, kita bisa memilih batu-batu yang berukuran atau berwarna sama yang sering kita temui di taman atau sungai, atau bisa pula menggunakan pecahan karang yang kita peroleh dipantai. Untuk batuan kecilnya saya biasanya menggunakan pasir pantai, pasir malang atau pasir bali. Kreatifitas kita dituntut untuk memadupadankan batu-batuan ini.
Hiasan lain biasanya tergantung kreatifitas kita, pada gambar nanti kita akan lihat bermacam hiasan dan pernak-pernik mini yang bisa menambah cantik taman kita.
Langkah-langkah berikutnya;
Perawatan taman mini ini tidak lah terlalu rumit, yang utama adalah menjaga kebersihan, penyiraman (dengan hati-hati) apabila tanah telah kering atau seminggu sekali, menjemur taman satu kali atau dua kali seminggu. Taman sukulen dapat diletakkan di tempat kaya cahaya, tetapi hindarkan dari hujan dan air yang berlebihan. Sedangkan taman yang terdiri dari paku-pakuan, lumut dan tanaman air dapat diletakkan di tempat dingin dan teduh, bahkan di luar ruangan (tidak masalah terkena hujan ringan).
Jika dirasa kondisi tanaman terlihat merana, kekuningan atau busuk itu kemungkinan adalah pertanda kekurangan hara atau kelebihan air. Kita bisa menambahkan pupuk NPK seimbang butiran secukupnya. Tanaman yang mati dan busuk harus segara dicabut dan diganti.
sumber : https://primeedges.wordpress.com/tag/succulent/
Lalu jika kita tetap ingin membuat taman, bagaimana menyiasati halaman rumah kita yang tidak terlalu luas? Atau kita hanya tinggal di apartment yang hanya bermodalkan balkon kecil? Mungkin taman mini dalam pot menjadi salah satu solusi untuk tetap tampil alami dan menarik dengan keterbatasan ruang terbuka yang kita miliki.
Apa itu taman mini? Sebagian orang menyebutnya dish-plant, atau dish garden, adalah taman kecil yang dibuat di dalam pot dengan memadukan elemen-elemen yang (juga) berkukuran kecil namun tidak kehilangan unsur artistiknya. Kelebihan taman mini ini selain dapat dipindah-pindah, juga lebih mudah dalam perawatan (karena kecil dari segi kuantitas), dan dapat dijadikan sebagai indoor garden dalam rumah kita. Namun ketelitian dan ketekunan tetap menjadi kunci utama keberhasilan taman ini, orang yang tidak mampu bekerja dengan sesuatu yang detail tidak akan mampu merawat, apalagi membuat taman mini ini, hehehehhee….
Dengan sedikit bekal selama kuliah di program hortikultura, berikut saya akan berbagi pengalaman cara membuat mini garden ini. Bahan yang digunakan digolongkan menjadi 4 besar yaitu: pot, medium, tanaman dan batuan/hiasan.
Pot, umunya yang yang digunakan sebagai taman mini adalah pot yang permukaannya luas dan tidak terlalu dalam, pot tipe seperti ini umumnya digunakan untuk tanaman bonsái. Bahan pot yang digunakan bisa apa saja, tetapi umunya semen dan keramik. Sedangkan ukuran dan warna bisa disesuaikan dengan selera dan kebutuhan, ini tergantung bagaimana kita memadupadankan warna pot , tanaman, dan lingkungannya. Saya sendiri lebih senang memilih pot keramik berwarna gelap.
Medium, atau media tanam, terdiri dari kompos atau media tanam siap pakai. Jika kita malas membeli, kita bisa mengambil tanah di halaman yang di campur tanah bekas bakaran sampah hijau. Kelebihan media tanam siap pakai biasanya jauh dari penyakit. Pecahan arang juga perlu sebagai media di bagian dasar pot, selain mendukung aerasi dan draenasi, sifat arang yang menyerap racun sangat bagus untuk kestabilan media tanam.
Tanaman, nah bagian ini merupakan inti dari taman mini, pemilihan tanaman sangat penting untuk menciptakan taman yang berkarakter dan berumur panjang. Jenis tanaman yang digunakan umunya adalah tanaman sukulen (tanaman yang menyimpan air dan kuat terhadap kekeringan), seperti agave, kaktus, Haworthia, Jenis cocor bebek, sansivieria, adhenium, dll. Tanaman seperti paku-pakuan, lumut, tanaman air, dan tanaman berdaun kecil umumnya dapat juga digunakan. Saya biasanya memilih persamaan sifat kebutuhan air dalam memilih tanaman dalam satu taman, tanaman sukulen biasanya tidak memerlukan banyak air dan memiliki pertumbuhan lambat sehingga bisa dipadupadankan dengan sesama sukulen. Sedangkan tanaman paku , tanaman “banyak air” atau tanaman air bisa dipadukan dalam satu pot. Hal ini nantinya mempermudah perawatan dan penyiraman.
Batu dan Hiasan, batu apa saja bisa digunakan, kita bisa memilih batu-batu yang berukuran atau berwarna sama yang sering kita temui di taman atau sungai, atau bisa pula menggunakan pecahan karang yang kita peroleh dipantai. Untuk batuan kecilnya saya biasanya menggunakan pasir pantai, pasir malang atau pasir bali. Kreatifitas kita dituntut untuk memadupadankan batu-batuan ini.
Hiasan lain biasanya tergantung kreatifitas kita, pada gambar nanti kita akan lihat bermacam hiasan dan pernak-pernik mini yang bisa menambah cantik taman kita.
Langkah-langkah berikutnya;
- Tema, taman bertema apakah yang ingin kita buat? Taman gurun? Taman pantai? Taman air? Taman campuran? Tema ini akan mempengaruhi pilihan tanaman dan hiasan, tidak mungkin kita menanam teratai kerdil di dekat kaktus bukan?
- Jika kita sudah siap dengan bahan dan tema, saatnya menyusun media dalam pot. Pada gambar kita bisa lihat, bagaimana pecahan arang diletakkan di bagian dasar pot, kemudian disusul media tanam. Seperti pada gambar kontainer kecil dari plastik bisa ditambahkan sebagai wadah menanam tanaman air/tahan air.
- Setelah pot terisi dengan media, saatnya kita membuat ancang-ancang desain taman kita. Kita mulai bisa menyusun secara kasar letak tanaman di atas media. Jika sudah OK, kita mulai bisa menanam tiap-tiap tanaman. Perhatikan tinggi tanaman, lebar tanaman, warna, dan point of interest dari taman kita.
- Jika sudah, saatnya menutup sisa area kosong dengan pasi dan bebatuan. Tidak lupa pula hiasan-hiasan yang mempercantik taman.
Perawatan taman mini ini tidak lah terlalu rumit, yang utama adalah menjaga kebersihan, penyiraman (dengan hati-hati) apabila tanah telah kering atau seminggu sekali, menjemur taman satu kali atau dua kali seminggu. Taman sukulen dapat diletakkan di tempat kaya cahaya, tetapi hindarkan dari hujan dan air yang berlebihan. Sedangkan taman yang terdiri dari paku-pakuan, lumut dan tanaman air dapat diletakkan di tempat dingin dan teduh, bahkan di luar ruangan (tidak masalah terkena hujan ringan).
Jika dirasa kondisi tanaman terlihat merana, kekuningan atau busuk itu kemungkinan adalah pertanda kekurangan hara atau kelebihan air. Kita bisa menambahkan pupuk NPK seimbang butiran secukupnya. Tanaman yang mati dan busuk harus segara dicabut dan diganti.
sumber : https://primeedges.wordpress.com/tag/succulent/
0 Comments to "TAMAN SUCCULENT? WHY NOT?"